Home » , » Calek Perempuan Harus Bersuara

Calek Perempuan Harus Bersuara

Ke­bera­daan calon anggota legislatif (ca­leg) perempuan di kancah po­litik memberikan harapan tersendiri bagi penyelesaian masalah pe­rem­puan. Sebab, hingga kini ma­sih banyak persoalan perempuan yang belum terselesaikan terkait dengan pemenuhan hak-hak kon­stitusional. Hak-hak tersebut meliputi mendapatkan rasa aman dan hidup tanpa diskriminasi, hak sebagai warga negara untuk bisa ikut berserikat dan berkumpul dan hak-hak kesehatan terutama kesehatan reproduksi dan sek­sual. Selain itu, secara kebijakan banyak perempuan diabaikan hak-haknya di saat menjadi kor­ban kekerasan dan bencana alam. “Pantauan kami di wilayah paling parah terkena bencana gempa Sumbar, salah satunya di Maninjau. Sampai kini masih ada 70-an warga yang tinggal di shelter dan sebagian besar yang ting­gal di shelter itu perempuan,” kata Direktur Nurani Perempuan (Wo­mens Crisis Center), Yefri Heriani, kepada Padang Ekspres, ke­marin. Yefri menjelaskan, persoalan lainnya adalah hak perempuan dilibatkan dalam mengambil ke­putusan terkait hak ulayat. Se­men­tara di dunia kerja, masih ba­nyak perempuan yang memiliki pe­kerjaan tidak layak. “Jika ingin merefleksi diri ma­sing-masing, kadang kita bekerja secara profesional tapi dibayar tidak layak. Artinya, penghargaan terhadap perempuan atas kerja yang dikerjakan sering tidak se­im­bang dengan kemampuannya,” je­lasnya. Menurut Yefri, pekerjaan la­yak itu pekerjaan berimbang de­ngan penghasilan yang di­da­pat­kan. “Kemudian, saat ini pe­rem­pu­an masih banyak menjadi kor­ban trafficking. Sumbar masih menjadi wilayah pengirim buruh migran. Ada beberapa korban ini berasal dari Sumbar. Per­da­ga­ng­an manusia untuk eksploitasi sek­su­al banyak terjadi di Sumbar,” sebutnya. Melihat banyaknya per­soa­lan perempuan ini, tutur Yefri, kip­rah anggota legislatif pe­rem­puan periode sekarang belum begitu menggembirakan. Ini ter­jadi karena anggota legislatif pe­rem­puan di parlemen lemah me­main­kan peran. “Pandangan perspektif hak asas manusia dan perempuan mereka lemah. Mereka lebih ban­yak mempertimbangkan atau menyorot isu-isu mayoritas ke­tim­bang kelompok minoritas, khu­susnya perempuan,” je­las­nya. Sebenarnya, jika anggota le­gis­latif perempuan yang me­me­nuhi kuota 30 persen betul-betul bekerja, mereka bisa memberikan keputusan yang benar-benar sig­ni­fikan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan. “Ini tidak hanya sekadar persoalan jumlah, tapi perlunya ideologi dan cara pandang yang benar,” sebutnya. Yefri menilai caleg pe­rem­puan yang maju sekarang pada da­sarnya memiliki pengalaman politik di ranah domestik. Tinggal mengasah lagi untuk ke ranah publik. “Seperti soal kebijakan harga. Banyak perempuan tidak men­ya­dari bahwa yang ia lakukan se­hari-hari adalah urusan politik. Ji­ka kegiatan itu mampu di­ak­tua­li­sasikan di ranah publik, nilainya bisa luar biasa,” sebutnya. Tapi, kesadaran itu tidak bisa ditumbuhkan ke semua pe­rem­puan. ”Butuh waktu lama dan kerja sama antarpihak untuk me­wujudkan kesadaran tersebut, khusunya partai politik. Tinggal bisa tidaknya partai politik mem­bantu caleg perempuan untuk me­nang,” sebut Yefri. Secara terpisah, salah seo­rang caleg perempuan, Amnovia mengatakan permasalahan dia­lami perempuan saat ini te­ru­ta­ma di bidang politik, yakni ku­rang­nya minat dan keinginan perempuan itu sendiri untuk terjun kedunia politik. Umumnya pemahaman tentang politik bagi kaum wanita minim, sehingga yang terjadi sekarang tidak ada­nya kesetaraan perempuan ber­kiprah dalam pembangunan. Jika terpilih nanti Amnovia me­nu­tur­kan akan memperjuangkan as­pi­rasi kaum wanita khususnya da­lam bidang politik guna men­dapatkan kesetaraan hak-hak perempuan, memberikan warna dalam mengisi pembangunan pendidikan kesehatan, lapangan kerja dan agama di Sumbar. Tentang kiprah anggota DP­RD sekarang dalam mem­per­jua­ngkan hak-hak perempuan Am­no­via menilai sudah cukup baik, tapi perlu diperkuat dan sem­pur­nakan mana yang kurang. ”Me­mang tugas-tugas kedewanan ya­ng belum maksimal ken­da­la­nya perwakilan gender, wa­wa­san, sumber daya manusia, dan pengalaman politik,” ucapnya.
Berbagi Melalui :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Herman Leady | Sungai Tampang
Copyright © 2014. Sungai Tampang BatuKalang - All Rights Reserved
Contact Us Herman LeadyTelp: +6282384632535
Proudly powered by Blogger