Home » , , , » Minyak Atsiri Pala

Minyak Atsiri Pala

Minyak atsiri pala bisa diperoleh dari penyulingan biji pala, sedangkan minyak fuli pala (lapisan tipis pembungkus biji pala) bisa diperoleh dari penyulingan fuli pala. Minyak atsiri dari biji pala maupun fuli memiliki susunan kimiawi dan warna yang sama, yaitu jernih, tidak berwarna atau kuning pucat. Minyak fuli pala baunya lebih tajam dibandingkan minyak biji pala.

Rendemen Minyak Biji dan Fuli pala


Rendemen minyak biji pala sekitar 2–15% (rata-rata 12%), sedangkan minyak fuli pala berkisar 7-18% (rata-rata 11%). Bahan baku biji dan fuli pala yang dipakai untuk membuat minyak atsiri pala biasanya berasal dari biji pala muda dan biji pala tua yang rusak (pecah), yang kurang baik dijadikan rempah-rempah.

Panen Pala

Untuk keperluan penyulingan minyak pala, pala dipanen waktu buahnya masih muda yaitu pada umur sekitar 5 bulan dimana kadar minyak atsirinya masih tinggi. Pada umur tersebut warna fuli masih keputih-putihan dan daging buahnya masih lunak. Fuli yang tua dan sudah merah warnanya, kandungan minyak atsirinya relatif rendah dan dimanfaatkan untuk ekspor sebagai rempah-rempah atau bahan makanan.



Cara Penyulingan Minyak Atsiri Pala

Penyulingan minyak atsiri pala bisa dilakukan dengan cara penyulingan uap (kohobasi dan destilasi) pada tekanan rendah, sedangkan penyulingan dengan tekanan tinggi bisa menyebabkan terbawanya minyak lemak sehingga akan menurunkan mutu minyak atsiri.

Dua Jenis Minyak Hasil Penyulingan Biji Pala

Pada biji pala, terdapat dua bagian utama yaitu 30–45% minyak dan 45–60% bahan padat termasuk selulosa. Sedangkan untuk minyak pala terdiri atas dua jenis, yaitu minyak atsiri pala (essential oil) sebanyak 5–15% dari berat biji keseluruhan dan lemak (fixed oil) yang disebut nutmeg butter sebanyak 24-40% dari berat biji pala. Minyak atsiri pala lebih berperan penting sebagai perisa (flavouring agent) dalam industri makanan dan minuman, maupun dalam industri farmasi.

Proses Penyulingan Minyak Atsiri Pala


Desain Alat dan Pedoman Penyulingan Minyak Pala
  1. Persiapkan bahan bahan dan pengisian ke dalam ketel
  2. Bersihkan alat penyuling supaya tidak ada bau yang akan mempengaruhi aroma dari minyak pala yang dihasilkan.
  3. Pasang saringan tempat bahan yang di bawah.
  4. Timbang biji pala yang akan disuling, giling biji pala dan sesudahnya ditimbang kembali.
  5. Letakkan sebagian biji pala yang sudah digiling pada saringan yang di bawah.
  6. Pasang saringan tempat bahan yang di tengah.
  7. Tempat sisa bahan pala pada saringan tersebut.
  8. Pasang tutup ketel dan hubungkan leher angsa dengan pipa kondensor.
  9. Periksa tiap sumbunya jangan sampai ada yang bocor.

Operasi Boiler
  1. Isi boiler dengan air dengan ketinggian air 9 cm pada tabung kaca pengontrol nozzle.
  2. Isi tangki supplai air yang ada pada samping boiler.
  3. Nyalakan burner pada posisi (spuyer) maksimum.
  4. Tunggu sampai destilat keluar/ menetes dari pipa pendingin dan waktu penyulingan mulai dihitung.
  5. Pengisian air tambahan pada boiler dilakukan bila ketinggian air pada tabung kaca pengontrol mencapai 0 cm.
  6. Pengisian dilakukan dengan bantuan pompa air panas hingga ketinggian air pada tabung kaca pengontrol 9 cm atau sekitar 10 Menit.

Pengambilan minyak pada tabung pemisah.
  1. Pengambilan minyak dilakukan pada jam pertama, jam ketiga, jam ketujuh dan jam terakhir.
  2. Cara pengambilan minyak dilakukan dengan menutup kran pengeluaran air pada alat penyulingan minyak atsiri pala, kemudian kran tempat keluarnya minyak dibuka dan minyak yang dihasilkan ditampung serta dimasukan dahulu kedalam tabung pemisah untuk memisahkan air yang tercampur.
  3. Minyak yang dihasilkan dimasukkan kedalam kemasan yang kering dan tidak tembus cahaya.

Pembongkaran Bahan Dari dalam ketel/alat penyulingan
  1. Pembongkaran bahan (biji pala sisa destilasi) dilakukan segera sesudah ketel dingin.
  2. Setiap selesai penyulingan dan pembongkaran bahan, ketel mesti segera dicuci bersih untuk menghindarkan pembusukan sisa bahan penyulingan yang akan mempengaruhi aroma minyak pala yang dihasilkan.

Cara Kerja Alat Penyulingan Minyak Atsiri Pala


Desain alat penyuling minyak atsiri secara umum bisa dilihat pada Gambar 1 (desain oleh Sofyan Rusli), namun demikian terdapat banyak variasi dari model dan sistim penyulingan yang dipakai oleh pengrajin minyak pala. Pada umumnya proses penyulingan minyak pala masih dilakukan secara sederhana dan memiliki beberapa kelemahan, hingga rendemen dan mutunya terutama kadar miristisinnya rendah.

Pada studi kasus di salah satu tempat penyulingan di Bogor yang menggunakan boiler terpisah sudah dilakukan usaha perbaikan diantaranya pada sistim supplai air, cara penempatan bahan, dan sistim penyebaran uapnya. Supplai air pada boiler digunakan air panas. Supaya tidak menambah biaya bahan bakar, tangki air ditempatkan pada dinding samping boiler tersebut. Pemasukkan air ke dalam boiler digunakan pompa air tahan
panas (Gambar 2).
Cara penempatan bahan dalam ketel penyuling.

Pada tingkat kepadatan bahan yang tinggi di dalam ketel, penyulingan tanpa fraksi menyebabkan jalannya uap ke atas kurang lancar dan kurang merata serta bisa mengakibatkan terjadinya jalur uap. Hal ini mengakibatkan proses pengambilan minyak dari bahan kurang optimal hingga rendemen minyak menjadi rendah. Oleh sebab itu bahan baku yang disuling difraksi menjadi dua bagian, dan ruang kosong yang berada diantara dua fraksi bahan akan menghasilkan penyebaran dan kelancaran jalannya uap serta mencegah timbulnya jalur uap (gambar 3).

Sistem Penyebaran Uap

Sistem penyebaran uap dari boiler pada dasar ketel. Guna memperoleh penyebaran uap yang baik dalam proses penyulingan, maka pada dasar ketel dibuat pipa uap yang berfungsi untuk membagi uap dari boiler ke seluruh bagian secara seragam. (gambar 4)
desain alat penyulingan minyak atsiri

Hasil pengujian pada penggunaan alat penyuling yang telah diperbaiki diketahui bahwa total produksi minyak biji pala dengan waktu penyulingan selama 24 jam adalah 18,5 liter (rendemen 8,5%, v/b). Pengujian laboratorium menunjukkan bahwa sisa minyak dalam ampas penyulingan sebesar 0,8%, b/v. Hasil ini menunjukkan bahwa pada penyulingan selama 24 jam hampir seluruh minyak dalam biji pala telah tersuling (91,4%) hingga secara teknis kinerja alat penyuling biji pala yang diperbaiki cukup memadai. Bila pada penyulingan tradisional lama penyulingan bisa lebih dari 30 jam, dengan mesin penyulingan minyak yang sudah diperbaiki waktu penyulingan yang masih dianggap ekonomis yaitu penyulingan sampai 22 jam. Kadar myristisin dalam minyak hasil penyulingan 24 jam menjadi cukup tinggi (9,37%).


Fixed Oil (Minyak lemak/Nutmeg)
Minyak lemak bisa diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan cara pengepresan dan pemanasan (heated plate in the presence of steam) dan cara ekstraksi dengan pelarut seperti dietil eter. Kedua proses ini dapat menghasilkan minyak lemak kasar dengan kandungan minyak atsiri antara 10-12%. Minyak lemak pala adalah cairan semi padat yang aromatik ( bau dan rasa seperti pala ), warnanya orange, dinamakan concrete, expressed oil atau nutmeg butter yang mencair pada suhu 45-51oC dan memiliki bobot jenis 0,990–0,995. Larut penuh dalam alkohol panas, sebagian kecil dalam keadaan dingin, tetapi larut dalam eter and kloroform.


Sumber refferensi:
Nurdjannah, N. dan T. HIdayat. 2005. Perbaikan desain ala penyulingan pala di cikereteg. Laporan. Unpublished.
Nurdjannah, N., Risfaheri, T. Hidayat dan S. Yuliani. 2000. Peningkatan mutu lada dan diversifika
Dewan Atsiri Nasional
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN - NANAN NURDJANNAH - 1997 - Minyak Atsiri Pala
Berbagi Melalui :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Herman Leady | Sungai Tampang
Copyright © 2014. Sungai Tampang BatuKalang - All Rights Reserved
Contact Us Herman LeadyTelp: +6282384632535
Proudly powered by Blogger