Satu lagi korban pembunuhan gara-gara facebook dan SMS yang diduga dilakukan Wisnu Syahdewa, 31 ditemukan. Dia adalah Nofrida Yanti, 23, warga Batukambiang, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam yang hilang 3 Februari 2013 lalu. Korban ditemukan sekitar 1,5 km dari tempat dibunuhnya Rusyda Nabila, 16, tepatnya di daerah Ungguak Batu, Jorong Kotogadang, Kecamatan Ampekkoto, sekitar pukul 11 WIB, kemarin.
Saat ditemukan, kondisi tubuh korban tidak utuh lagi. Hanya tinggal tulang belulang. Bagian kepala dan tangan kanan korban sudah hilang. Sementara posisi tubuh korban dalam keadan terduduk. Saat itu juga, jasad korban, langsung dibawa ke RSAM Bukittinggi untuk dilakukan autopsi, dan mencocokkan DNA korban dengan orangtua laki-laki korban yang sedang menuju Bukittinggi.
Hasil Pengakuan Tersangka
Berhasilnya polisi menemukan korban kedua adalah karena kelihaian penyidik Polresta Bukittinggi mengorek keterangan dari tersangka. Tersangka mengakui selain telah memperkosa dan membunuh Rusyda Nabila, dia juga telah melakukan hal yang sama kepada teman facebook dan SMS-nya, Nofrida Yanti di daerah Ungguak Batu, Jorong Kotogadang, Kecamatan Ampekkoto, beberapa bulan lalu.
Saat itu juga penyidik mendatangi lokasi dengan membawa tersangka. “Astagfirullah. Ternyata benar. Didapati tubuh korban tidak utuh lagi. Hanya tinggal tulang belulang. Tragisnya, kepala dan bagian tangan kanan korban tidak ada lagi, karena diduga telah dimakan binatang,” ujar salah seorang petugas yang tak ingin namanya dirilis.
Sama dengan korban Rusyda Nabila, korban Nofrida Yanti yang hilang sejak 3 Februari 2013 lalu adalah korban facebook dan SMS tersangka. Jika berteman dengan Rusyda Nabila, tersangka menyamar bernama Rani, namun dengan korban Nofrida Yanti, korban mengaku bernama Leni yang kuliah di salah satu Akademi Kesehatan di Kota Bukittinggi.
Kesamaan lainnya adalah, kedua korban diajak bertemu pada malam hari di daerah Padangluar. Begitu bertemu, tersangka menyamar lagi sebagai kakak Rani/Leni untuk menjemput korban. Dalam perjalanan, tersangka bukan dibawa ke rumah yang dituju, tapi dibawa ke tempat yang sepi, lalu diperkosa dan dibunuh.
”Betul. Keberhasilan polisi mendapatkan satu korban lagi tidak lepas dari pengakuan tersangka. Apakah ada lagi korban lanjutan, akan terus kita kembangkan. Kita juga mengharapkan kepada masyarakat segera melaporkan jika ada keluarga yang hilang, terutama wanita,” harap Wakapolresta Bukittinggi, Kompol Aris Budiman kepada wartawan di ruang jenazah RSAM Bukittinggi, kemarin.
Untuk membuktikan korban kedua adalah Nofrida Yanti, penyidik pun berupaya mendatangkan kedua orangtua korban untuk dilakukan tes DNA. Sayang, sampai berita ini dirilis, hanya ibu korban yang datang, sehingga tim forensik dari Polda Sumbar, yang diketuai DR. Adang Azhar, yang saat itu bertugas melakukan otopsi jenazah Rusyda Nabila, belum bisa melakukan tes DNA.
Ibu korban, Neldi Efrina, 44 menyebutkan, sehari-hari anaknya bekerja di sebuah tempat depot isi ulang di Lubukbasung. Lalu pada 3 Februari 2013, korban pergi meninggalkan rumah, dan tidak pulang-pulang hingga saat ini. “Saya sangat terkejut ketika polisi menemukan jasad anak saya. Makanya saya datang ke sini (ruang jenazah RSAM) Bukittinggi,” ujarnya dengan mata berbinar.
Sementara dari hasil otopsi jenazah Rusyda Nabila, dipastikan korban diperkosa sebelum dibunuh. Dalam peristiwa ini, tersangka berhasil mengambil anting-anting, HP dan sejumlah uang korban. Sedangkan terhadap korban Nofrida Yanti, tersangka sebelum melakukan eksekusi, juga mempreteli anting-anting korban, HP dan uang sebanyak Rp 150 ribu.
Begitu usai diotopsi, jenazah Rusyda Nabila, langsung dibawa keluarga ke kampung halamannya untuk dikebumikan. Jika tidak ada aral melintang, akan dikebumikan hari ini (kemarin,red),” ujar ayah korban, Khairis, 49, yang datang langsung menjemput jenazah korban, ke ruangan jenazah RSAM Bukittinggi.
Bersamaan dengan kedatangan jenazah Nofrida Yanti dan otopsi jenazah Rusyda Nabila di kamar mayat RSAM Bukittinggi, ternyata pada saat itu ada juga jenazah seorang perempuan berumur 13 tahun ditemukan di Palupuah, yang belum diambil oleh keluarganya.
Sejumlah warga Bukittinggi yang datang langsung melihat kedua jenazah korban pemerkosan dan pembunuhan mengharapkan polisi mampu membuka tabir penyebab kematian korban. “Jangan-jangan korban juga tewas akibat perbuatan tersangka, termasuk beberapa anak gadis yang hilang beberapa bulan belakangan”.
0 komentar:
Posting Komentar